Kesehatan Lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
Jumat, 21 Desember 2012
LAPORAN PENGUKURAN KEBISINGAN
Laporan Penyehatan Udara tentang Pengukuran Kebisingan dapat dilihat dibawah ini :
Laporan PU
MENGENAL NYAMUK AEDES AEGYPTY
MengenaL Aedes aegypti.....:)
Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa
virus dengue penyebab penyakit demam
berdarah. Selain dengue, A. aegypti juga
merupakan pembawa virus demam kuning (yellow fever) dan chikungunya.
Penyebaran jenis ini sangat luas, meliputi hampir semua daerah tropis di
seluruh dunia. Sebagai pembawa virus dengue, A. aegypti
merupakan pembawa utama (primary vector) dan bersama Aedes albopictus
menciptakan siklus persebaran dengue di desa dan kota. Mengingat keganasan
penyakit demam berdarah, masyarakat harus mampu mengenali dan
mengetahui cara-cara mengendalikan jenis ini untuk membantu mengurangi
persebaran penyakit demam berdarah.
Ø Ciri morfologi
Nyamuk Aedes aegypti dewasa memiliki ukuran
sedang dengan tubuh berwarna hitam kecoklatan. Tubuh dan tungkainya ditutupi
sisik dengan gari-garis putih keperakan. Di bagian punggung (dorsal) tubuhnya tampak dua garis
melengkung vertikal di bagian kiri dan kanan yang menjadi ciri dari spesies
ini. Sisik-sisik pada tubuh nyamuk pada umumnya mudah rontok atau terlepas
sehingga menyulitkan identifikasi pada nyamuk-nyamuk tua. Ukuran dan warna
nyamuk jenis ini kerap berbeda antar populasi, tergantung dari kondisi
lingkungan dan nutrisi yang diperoleh nyamuk selama perkembangan. Nyamuk jantan
dan betina tidak memiliki perbedaan dalam hal ukuran nyamuk jantan yang umumnya
lebih kecil dari betina dan terdapatnya rambut-rambut tebal pada antena nyamuk
jantan. Kedua ciri ini dapat diamati dengan mata telanjang.
Ø Perilaku dan siklus hidup
Aedes aegypti bersifat diurnal atau
aktif pada pagi hingga siang hari. Penularan penyakit dilakukan oleh nyamuk
betina karena hanya nyamuk betina yang mengisap darah. Hal itu dilakukannya
untuk memperoleh asupan protein yang diperlukannya untuk memproduksi telur.
Nyamuk jantan tidak membutuhkan darah, dan memperoleh energi dari nektar bunga
ataupun tumbuhan. Jenis ini menyenangi area yang gelap dan benda-benda berwarna
hitam atau merah. Demam berdarah kerap menyerang anak-anak karena anak-anak
cenderung duduk di dalam kelas selama pagi hingga siang hari dan kaki mereka
yang tersembunyi di bawah meja menjadi sasaran empuk nyamuk jenis ini.
Infeksi virus dalam tubuh nyamuk dapat mengakibatkan
perubahan perilaku yang mengarah pada peningkatan kompetensi vektor, yaitu
kemampuan nyamuk menyebarkan virus. Infeksi virus dapat mengakibatkan nyamuk
kurang handal dalam mengisap darah, berulang kali menusukkan proboscis
nya, namun tidak berhasil mengisap darah sehingga nyamuk berpindah dari satu
orang ke orang lain. Akibatnya, risiko penularan virus menjadi semakin besar.
Di Indonesia, nyamuk A. aegypti umumnya
memiliki habitat di lingkungan perumahan, di mana terdapat banyak genangan air
bersih dalam bak mandi ataupun tempayan. Oleh karena itu, jenis ini bersifat urban, bertolak
belakang dengan A. albopictus yang
cenderung berada di daerah hutan berpohon rimbun (sylvan areas).
Nyamuk A. aegypti, seperti halnya culicines lain, meletakkan
telur pada permukaan air bersih secara individual. Telur berbentuk elips
berwarna hitam dan terpisah satu dengan yang lain. Telur menetas dalam 1 sampai
2 hari menjadi larva. Terdapat empat tahapan dalam perkembangan larva yang
disebut instar. Perkembangan dari instar 1
ke instar 4 memerlukan waktu sekitar 5 hari. Setelah mencapai instar ke-4,
larva berubah menjadi pupa di mana larva memasuki masa dorman. Pupa bertahan
selama 2 hari sebelum akhirnya nyamuk dewasa keluar dari pupa. Perkembangan
dari telur hingga nyamuk dewasa membutuhkan waktu 7 hingga 8 hari, namun dapat
lebih lama jika kondisi lingkungan tidak mendukung.
Telur Aedes aegypti tahan kekeringan dan dapat
bertahan hingga 1 bulan dalam keadaan kering. Jika terendam air, telur kering
dapat menetas menjadi larva. Sebaliknya, larva sangat membutuhkan air yang
cukup untuk perkembangannya. Kondisi larva saat berkembang dapat memengaruhi
kondisi nyamuk dewasa yang dihasilkan. Sebagai contoh, populasi larva yang
melebihi ketersediaan makanan akan menghasilkan nyamuk dewasa yang cenderung
lebih rakus dalam mengisap darah. Sebaliknya, lingkungan yang kaya akan nutrisi
menghasilkan nyamuk-nyamuk.
Ø Pengendalian vektor
Cara yang hingga saat ini masih dianggap paling tepat
untuk mengendalikan penyebaran penyakit demam berdarah adalah dengan mengendalikan
populasi dan penyebaranvektor.
Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur.
Program yang sering dikampanyekan di Indonesia adalah 3M, yaitu menguras, menutup, dan mengubur.
- Menguras bak mandi, untuk memastikan tidak adanya larva nyamuk yang berkembang di dalam air dan tidak ada telur yang melekat pada dinding bak mandi.
- Menutup tempat penampungan air sehingga tidak ada nyamuk yang memiliki akses ke tempat itu untuk bertelur.
- Mengubur barang bekas sehingga tidak dapat menampung air hujan dan dijadikan tempat nyamuk bertelur.
Beberapa cara alternatif pernah dicoba untuk
mengendalikan vektor dengue ini, antara lain mengintroduksi musuh alamiahnya
yaitu larva nyamuk Toxorhyncites sp. Predator larva Aedes
sp. ini ternyata kurang efektif dalam mengurangi penyebaran virus dengue.
Sebuah penelitian melepas Aedes aegypti yang
terinfeksi bakteri lalat buah disebut Wolbachia. Bakteri membuat nyamuk kurang
mampu membawa virus demam berdarah sehingga membatasi penularan demam berdarah
jika meluas dalam populasi nyamuk. Pada prinsipnya Wolbachia dapat menyebar
secepat nyamuk jantan yang terinfeksi menghasilkan keturunan dengan Wolbachia
menginfeksi wanita.
Penggunaan insektisida yang berlebihan tidak
dianjurkan, karena sifatnya yang tidak spesifik sehingga akan membunuh berbagai
jenis serangga lain yang bermanfaat secara ekologis. Penggunaan insektisida
juga akhirnya memunculkan masalah resistensi serangga sehingga mempersulit
penanganan di kemudian hari.
Sabtu, 15 Desember 2012
MAKALAH GLOBAL WARMING
Adapun makalah tentang Global Warming dapat dilihat pada tayangan berikut ini :
Materi Global Warming
Jumat, 14 Desember 2012
MENCUCI TANGAN YANG BENAR MENGGUNAKAN SABUN
MATERI PENYULUHAN
MENCUCI TANGAN YANG BENAR MENGGUNAKAN SABUN
MENCUCI TANGAN YANG BENAR MENGGUNAKAN SABUN
A.
Pengertian
Cuci Tangan
Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun
secara bersama-sama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas kemudian
dibilas dibawah aliran air (Larsan, 1995).
Mencuci tangan dengan sabun adalah salah satu tindakan
membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan sabun untuk menjadi
bersih dan memutuskan mata rantai kuman. Mencuci
tangan dengan sabun sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit.
B. Tujuan Mencuci Tangan dengan Sabun
Mencuci tangan merupakan satu tehnik yang paling mendasar untuk menghindari
masuknya kuman kedalam tubuh. Dimana tindakan ini dilakukan dengan tujuan:
1. Supaya
tangan bersih
2. Membebaskan
tangan dari kuman dan mikroorganisme
3. Menghindari
masuknya kuman kedalam tubuh
C. Waktu Penting Mencuci Tangan dengan Sabun
Bagi setiap orang, mencuci tangan adalah satu tindakan yang takkan lepas
kapanpun. Karena merupakan proteksi diri terhadap lingkungan luar. Nah
sebenarnya kapan waktu yang tepat untuk melakukan cuci tangan?
1. Sebelum dan
sesudah makan
2. Setelah
buang air besar
3. Sebelum
memegang bayi
4. Sesudah
menceboki anak
5. Sebelum
menyiapkan makanan
D. 9 Langkah
Mencuci Tangan dengan Sabun
Langkah-langkah
dalam melakukan cuci tangan yang benar dan sehat adalah:
1.
Gulung lengan baju sampai atas pergelangan tangan, lepaskan cincin, jam tangan
dan perhiasan tangan lain.
2. Basahi tangan sampai sepertiga lengan dibawah
air mengalir.
3. Ambil sabun cair kira-kira 5 ml, ratakan pada
tangan yang telah dibasahi.
4.
Gosok bagian telapak tangan dengan telapak tangan satunya lalu masukan
jari-jari tangan kanan ke sela-sela jari-jari tangan kiri.
5.
Pindahkan telapak tangan kanan ke punggung tangan kiri gosokan, tanpa saling
melepaskan lalu masukan jari-jari tangan kanan ke sela-sela tangan kiri.
Lakukan pada tangan yang sama.
6. Lakukan penggosokan kuku-kuku.
7. Bersihkan
jempol tangan kanan dengan menggegamnya dengan tangan kiri lalu diputar-putar,
lakukan pada tangan yang satunya.
8. Kadang perlu menggosok garis telapak tangan.
9. Bersihkan dengan air mengalir lalu
keringkan.
Gambar beberapa penyuluhan mencuci tangan sengan benar menggunakan sabun :
DAFTAR
PUSTAKA
A. Potter,
Patricia, Pery. 2002. Ketrampilan dan Prosedur Dasar. Mosby: Elsevier
Science.
KOMPOS SAMPAH ORGANIK
KOMPOS
Kompos adalah hasil
penguraian parsial/tidak lengkap dari campuran bahan-bahan organik yang dapat
dipercepat secara artifisial oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembap, dan aerobik atau anaerobik (Modifikasi dari J.H. Crawford,
2003). Sedangkan pengomposan
adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara biologis,
khususnya oleh mikroba-mikroba yang memanfaatkan bahan organik sebagai sumber energi.
Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol proses alami tersebut agar kompos
dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuat campuran bahan yang
seimbang, pemberian air yang cukup, pengaturan aerasi, dan penambahan aktivator
pengomposan.
Adapun video pembuatan kompos dapat dilihat dibawah ini :
Adapun video pembuatan kompos dapat dilihat dibawah ini :
Langganan:
Postingan (Atom)